Penyelenggaraan Festival Salak di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kamis (26/1) siang tadi berjalan semarak. Festival ini merupakan yang pertama dilakukan di Bojonegoro. Ratusan orang berbondong-bondong menyaksikan kemeriahan acara tersebut, dan ikut menikmati salak gratis yang dibagikan oleh panitia.
Sedikitnya ada sekitar 25 ribu buah salak yang diberikan secara gratis. Salak-salak tersebut merupakan sumbangan dari para warga desa setempat, yang menjadi penanda kesiapan masyarakat Desa Wedi untuk menjadikan desanya menjadi kawasan agrowisata.
Festival Salak dimulai di Balai Desa Wedi, dengan dihadiri oleh beberapa pejabat publik, di antaranya Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegro, Amir Syahid, serta jajaran Muspika Kecamatan Kapas.
Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin, mengawali sambutan di balai desa dengan rasa bangga akan antusias masyarakat desa setempat yang dengan penuh semangat memajukan potensi yang ada. Dengan adanya penyelenggaran festival ini, menurutnya, menjadi bukti nyata adanya upaya yang dilakukan pemerintah desa bersama masyarakat untuk terus maju memunculkan inovasi baru.
Kepala Desa Wedi, Mashuri juga turut mengapresiasi para panitia yang terlibat dalam mensukseskan penyelenggaraan kegiatan itu. Festival Salak sendiri baru pertama kali dilakukan, dan diharapkan akan terus berlanjut di tahun-tahun kedepan.
Sementara itu, Kadisbudpar Bojonegoro, Amir Syahid menjelaskan bahwa potensi salak di Desa Wedi ini merupakan kekuatan baru di bidang ekonomi yang dapat menyejahterakan masyarakat bila dikelola dengan baik. Terlebih, dengan adanya tahun kunjungan wisata pada tahun ini, masyarakat Desa Wedi diharapkan mulai bersiap menerima wisatawan.
Kadisbudpar yang sekaligus mewakili Bupati Bojonegoro yang berhalangan hadir, membuka dimulainya perayaan Festival Salak dengan simbolis pemukulan kenthongan di lokasi. Selanjutnya, gunungan salak yang telah terpajang rapih mulai diarak dari balai desa menuju Masjid Baiturrohman yang berjarak sekitar satu km dari lokasi. Dalam prosesi arak-arakan ini, masyarakat setempat turut menyaksikan di sepanjang jalan.
Sesampainya di masjid, selanjutnya masyarakat yang hadir dipersilahkan menuju stand-stand salak gratis yang telah dipersiapkan oleh panitia untuk menikmati buah bernama latin Salacca Zalacca tersebut. Tidak hanya buah salak, namun pelbagai olahan dari buah ini juga disuguhkan gratis untuk para pengunjung. Mulai dari manisan salak, es salak, ledre salak dan lainnya.
Di lokasi itu disediakan pula stand-stand kerajinan tangan dari hasil produk rumahan unggulan yang ada di Bojonegoro, yang dapat dibeli sebagai cindera mata. Hiburan musik campursari menjadi pelengkap kemeriahaan Festival Salak Wedi 2017.
Di akhir kegiatan, sempat dilakukan diskusi tentang rencana kedepan untuk pengembangan kawasan Agrowisata Salak Wedi. Dalam diskusi tersebut, beberapa persoalan mendasar yang dialami oleh para petani salak mulai dicarikan solusi terbaik. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting dalam rencana pengembangan kawasan agropolitan yang diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan.