GEOPARK BOJONEGORO yang berada di wilayah bagian barat Kabupaten Bojonegoro terus bersolek. Setelah resmi ditetapkan bersyarat oleh badan geologi sebagai Geopark Nasional bulan November 2017 lalu, kini bersiap menuju UNESCO Global Geopark pada tahun 2019.
Selasa (23/10/18) Bojonegoro mengikuti acara “Penilaian Kenaikan Status dan Evaluasi Geopark Nasional Tahun 2018” yang diadakan di Hotel Saripan Pasific Jakarta. Dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Amir Syahid, S.Sos, M.Si. Beliau mengutarakan rasa syukur yang luar biasa karena bisa menyajikan presentasi dan bukti yang membuat Bojonegoro diakui oleh tim dan telah memenuhi 6 syarat penetapan satu tahun yang lalu saat menerima sertifikat nasional dan tim memberikan support untuk menyusun dokumen menuju UNESCO Global Geopark pada tahun 2019. Adapun 6 syarat penetapan yang dimaksud yaitu meliputi pemeliharaan warisan geologi, visibilitas, pendidikan, pemberdayaan, kemitraan dan keberlanjutan.
Selama satu tahun ini Tim Disbudpar, ESDA dengan dibantu oleh Pokdarwis Teksas Tour, Kec. Kedewan, Pertamina Aset 4, Abiparo, NGO Aftermining, serta lembaga pendidikan bahasa Inggris Kampung Tumo, Geopark Bojonegoro mendapatkan apresiasi atas upaya yang intensif dalam mengembangkan Petroleum Geopark.
Ada beberapa rekomendasi dari Tim Penilai, agar Bojonegoro dapat masuk sebagai UNESCO Global Geopark, yaitu :
- Adanya riset kajian ilmiah terhadap kebenaran sumber minyak dangkal di Wonocolo yang kita klaim satu-satunya yang terdangkal di dunia. Diperlukan pembanding dati tempat/negara lain yang menunjukkan bukti kuat.
- Supporting terhadap upaya keberlanjutan pengembangan geopark yang sinergi antar semua stekholder yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat.
- Konservasi terhadap lingkungan
*(on)
