Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Siapkan SDM Unggul Menuju Pengakuan UNESCO Global Geopark

0
228

Wisatabojonegoro.com— Pusat Informasi Geologi (PIG) Geopark Bojonegoro menjadi pusat perhatian pada tanggal 7-8 Agustus 2025, saat digelar Pelatihan Pemandu Wisata Geopark Tahun 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari desa-desa titik geopark, Duta Wisata Kange Yune Bojonegoro, Saka Pariwisata, serta UPTD Pariwisata Terpadu Disbudpar Bojonegoro. Pelatihan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, menghadirkan narasumber dari unsur pemerintah daerah, DPRD, pengelola geopark, dan praktisi pariwisata.

Hari Pertama: Visi Besar Geopark Bojonegoro

Pada hari pertama, narasumber yang hadir adalah Nurul Azizah (Wakil Bupati Bojonegoro), Welly Fitrama (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro), dan Abdillah Baraas (General Manager Geopark Ijen sekaligus Wakil Ketua II Jaringan Geopark Indonesia).

Dalam arahannya, Wakil Bupati Bojonegoro menegaskan bahwa Geopark Bojonegoro telah memantapkan langkah menuju pengakuan dunia sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Pada September 2025, tim akan mengirimkan dossier dan kelengkapan dokumen sebagai syarat penetapan dan pada 2026 dijadwalkan melakukan presentasi ke Paris.

Beliau menekankan bahwa pelatihan ini bertujuan agar pemandu mampu menyampaikan informasi mengenai geologi, hayati dan budaya secara tepat, menarik dan edukatif sehingga dapat mendukung pengembangan Geopark Bojonegoro. Wakil Bupati juga menyoroti pentingnya konsistensi pelestarian alam, potensi lapisan minyak bumi Bojonegoro, serta strategi promosi melalui media radio untuk menjangkau masyarakat hingga pelosok.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Welly Fitrama, menjelaskan pentingnya konsep 3A (Attraction, Accessibility, Amenities) dalam pengembangan destinasi wisata, sekaligus mendorong pemandu wisata menjadi penggerak utama promosi dan pengembangan pariwisata Bojonegoro.

Abdillah Baraas memaparkan bahwa Geopark UNESCO harus dikelola secara holistik mencakup perlindungan, pendidikan, penelitian, dan pembangunan berkelanjutan. Ia juga mengungkapkan bahwa tahun ini Bojonegoro masuk dalam dua besar kandidat UGGp bersama Silokek, Sumatera Barat.

Sebagai bagian dari sesi praktik, Abdillah Baraas memandu peserta melakukan simulasi pembuatan geotrip. Dalam kegiatan ini, peserta diajak menyusun rencana perjalanan wisata berbasis geosite, meliputi pemilihan rute, penentuan titik interpretasi, penyusunan narasi geologi, budaya, dan lingkungan, serta strategi penyampaian informasi kepada wisatawan. Simulasi ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta untuk mengaplikasikan materi yang telah dipelajari, sekaligus melatih kreativitas dalam merancang paket wisata yang menarik dan edukatif.

Hari Kedua: Profesionalisme Pemandu Wisata

Hari kedua menghadirkan Bapak Lasuri (Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro) dan Ibu Eryul Mufidah (Ketua LKP Andre).

Lasuri menekankan pentingnya kesehatan jasmani dan rohani, penampilan menarik, kemampuan berbahasa asing, dan wawasan luas bagi seorang pemandu wisata agar dapat memberikan pelayanan optimal kepada wisatawan.

Sementara itu, Eryul Mufidah membahas peran krusial tour leader sebagai penghubung wisatawan dan destinasi, tantangan yang dihadapi di lapangan, serta solusi melalui pelatihan bahasa, riset, kesiapan fisik, dan pendekatan persuasif.

Arthasasthra salah satu peserta dari Kange Yune Bojonegoro antusias mengikuti pelatihan ini. “kegiatan ini memberikan pengetahuan mendalam tentang Geopark, mendorong promosi yang lebih kreatif, memperkuat aspek konservasi, serta membuka jejaring kerja sama antar-pemandu dan komunitas” Ujarnya.

Pelatihan ini diharapkan mampu melahirkan SDM pemandu wisata profesional dan berdaya saing yang mampu memperkuat citra Geopark Bojonegoro di tingkat nasional maupun internasional. (Am)

SHARE