Disbudparbojonegoro- Upaya Bojonegoro untuk meraih status UNESCO Global Geopark (UGGp) terus menunjukkan perkembangan positif. Sejumlah pakar dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) melakukan kunjungan dan verifikasi lapangan di berbagai situs Geopark Bojonegoro.
Koordinator KNGI sekaligus Ketua Dewan Pakar, Prof. Mega Fatimah Rosana, mengungkapkan bahwa peluang Bojonegoro cukup besar untuk lolos menjadi UGGp. Hal itu karena Bojonegoro mengusung tema unik dan langka, yaitu “petroleum system paling dangkal”—tema yang belum pernah diangkat geopark lain di Indonesia, bahkan di tingkat UNESCO.
Tim KNGI hadir untuk melakukan verifikasi data dan fakta sesuai dokumen dossier yang telah melalui penelaahan Bappenas. Kegiatan dimulai dengan rapat penyusunan dossier, kemudian dilanjutkan peninjauan situs pada beberapa lokasi.

Beberapa situs yang diverifikasi meliputi:
- Kedung Lantung, Desa Drenges, Sugihwaras – situs dengan rembesan minyak bumi alami yang mendapat perhatian khusus tim KNGI.
- Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Ngasem.
- Petroleum System Wonocolo dan Antiklin Kawengan, Kecamatan Kedewan.
- Museum 13 Panjunan,
- Agrowisata Belimbing Ngringinrejo,
- Cultural Site Thengul di Museum Rajekwesi.
- Hutan Jati Bubulan dan Kampung Samin juga turut ditinjau.

Dengan tema geologi yang unik dan kekayaan situs yang belum banyak ditemukan di daerah lain, Prof. Mega optimistis Bojonegoro mampu menjadi geopark dengan karakter kuat di dunia. Namun, ia mengingatkan bahwa persiapan matang sangat diperlukan untuk menghadirkan bukti ilmiah petroleum system terdangkal yang menjadi inti tema geopark.
“Masih ada waktu, saya berharap persiapan dilakukan dengan maksimal agar Bojonegoro bisa melaju dan lolos menjadi UNESCO Global Geopark,” tutupnya.(Am)






