Menikmati waktu berlibur di Bojonegoro, tidak lengkap rasanya jika belum menjelajahi agrowisata yang ada di kota ini. Merasakan petik buah langsung dari kebunnya dan menikmati olahan dari buah segar dengan harga yang terjangkau, menjadi daya tarik wisata agro di Bojonegoro.
Agrowisata Belimbing
Buah belimbing segar manis dengan ukuran yang relatif besar, menjadi ciri khas belimbing andalan Bojonegoro ini. Berada di Desa Ngringinrejo dan Mojo, Kecamatan Kalitidu, sentra kebun belimbing ini menjadi destinasi para wisatawan lokal maupun luar daerah. Suasana kebun yang nyaman, sejuk dan bersih, menjadikan kawasan ini pantas untuk dikunjungi. Dengan luas area kebun yang mencapai 21 hektar, perkebunan belimbing tersebut dikelola oleh 102 petani dengan masa panen mencapai 3-4 kali setiap tahunnya.
Agrowisata Belimbing Ngringinrejo selalu ramai setiap harinya, bahkan bisa mencapai 1000 pengunjung setiap akhir pekan. Para wisatawan dapat langsung memilih dan memetik buah belimbing dari pohonnya. Selain itu di lokasi ini pengunjung juga bisa membeli berbagai olahan belimbing seperti dodol belimbing, sirup belimbing dan kerupuk yang bahan bakunya dari buah belimbing. Setiap tahun, warga setempat menggelar Festival Belimbing. Festival tersebut dimeriahkan tarian jaranan, reog, kirab, dan arak-arakan gunungan belimbing dan tumpeng hingga berebut buah belimbing.
Agrowisata Salak
Menikmati buah salak hasil petikan sendiri menjadi salah satu daya tarik sentra perkebunan salak di Desa Wedi dan Tanjungharjo, Kecamatan Kapas. Di kebun salak milik Pak Tris, di Dusun Karang, Desa Tanjungharjo, para pengunjung juga disuguhi welcome drink dari olahan salak. Lokasi tersebut juga digunakan sebagai wahana rekreasi edukatif para siswa sekolah dasar, dengan pembuatan olahan salak menjadi minuman dan makanan seperti serabi salak. Buah-buah salak segar bisa dinikmati sambil lesehan di gazebo yang berada di samping areal persawahan yang sejuk dan nyaman.
Berada sekitar 7 Km dari pusat kota, sentra perkebunan salak di Bojonegoro tersebut mudah dijangkau oleh para pengunjung. Komoditas salak di Desa Wedi dan Tanjungharjo adalah jenis menjalin, yang rasanya khas manis dan sedikit asam, berbeda dengan salak jenis pondoh yang cenderung manis.
Pokdarwis desa setempat bahkan kini memproduksi bubuk dari biji salak, yang rasanya mirip dengan kopi. Olahan biji salak itu dinamakan KopLak, yakni singkatan dari kopi biji salak. Anda penasaran? Silahkan datang dan nikmati sendiri sensasinya!
Agrowisata Jambu
Jambu biji merah yang bersentra di Desa Mayanggeneng, Kecamatan Kalitidu, menjadi salah satu lokasi yang bisa dikunjungi. Di kebun milik Pak Ali, pengunjung dapat merasakan sensasi berkebun buah jambu khas suasana pedesaan. Rasanya yang manis dan segar, menjadikan buah jambu biji merah ini banyak peminatnya. Tak hanya menjual buah segar, Pak Ali juga mengkreasikan olahan buah jambunya menjadi kue kukus jambu merah dan jus jambu.
Tak hanya jambu biji merah, Bojonegoro juga menyimpan potensi agrowisata buah jambu jenis kristal yang berada di Kecamatan Trucuk dan Gayam. Ada 3.750 pohon jambu kristal yang tertanam di wilayah Kecamatan Trucuk, yakni di Desa Pagerwesi, Padang, Sranak dan Mori. Rasanya yang manis dan renyah menjadikan buah jambu jenis ini banyak digemari. Sementara itu di Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, budidaya tanaman jambu kristal juga sudah dilakukan untuk menarik minat wisatawan yang ingin menjelajah agrowisata di Bojonegoro.
Ayo dolan neng Bojonegoro wae!