Manisnya Kurma Salak Wedi

Kurma menjadi salah satu buah primadona saat bulan Ramadhan tiba. Buah yang menjadi salah satu makanan pokok di wilayah Timur Tengah ini memang banyak disukai masyarakat di Indonesia, selain karena rasanya yang manis legit, juga karena buah berwarna coklat kehitaman tersebut mengandung vitamin dan serat yang baik untuk tubuh.

Namun, pernahkah Anda mencoba kurma salak?

Di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, terdapat kreasi kurma yang dibuat dari buah salak dengan bentuk, tekstur, warna dan rasanya hampir mirip dengan buah kurma asli. Adalah Rumisah, seorang ibu rumah tangga yang mulai menekuni bisnis makanan ringan berbahan dasar salak tersebut.

Ia menuturkan, ide membuat kurma salak ini dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Berawal dari browsing internet, Rumisah lalu mengaplikasikan resep kurma salak tersebut dengan dipadukan pada buah salak yang ada di kebun miliknya.

“Untuk pembuatan kurma salak ini saya memakai salak yang rasanya tidak enak atau sepet, soalnya kalau pakai salak yang manis malah teksturnya akan lembek,” ujarnya.

Pembuatan kurma salak ini tergolong mudah namun memakan waktu yang cukup lama. Rumisah menjelaskan, untuk mulai membuat kurma salak beberapa bahan yang perlu disiapkan cukup buah salak, gula pasir dan air.

Pertama-tama buah salak yang sudah dikupas direndam dengan air kapur sirih agar teksturnya tidak lembek saat direbus. Selanjutnya gula dicampur dengan air dan direbus hingga mendidih, dan kemudian salak yang sudah disiapkan dicampurkan di dalamnya dan direbus lagi hingga 4-5 jam dengan api kecil.

Untuk setiap satu kilo buah salak, Ia mengaku dapat memproduksi hingga 10 bungkus. Kurma salak dengan label “Dua Belas” ini dijual Rp. 3.000,-/bungkus. Untuk penjualan kurma salak sendiri saat ini masih terbatas di Bojonegoro saja, Rumisah mengakui biasanya ia membuat kurma salak dengan jumlah bannyak jika sedang mendapat pesanan.

Selama ini, para pemilik kebun salak di Desa Wedi kebanyakan menjual salaknya kepada pengepul dengan harga yang cukup murah. Dengan adanya ide kreatif dalam pengolahan buah salak ini, diharapkan akan mampu mengangkat perekonomian warga Desa Wedi yang mayoritas memiliki kebun salak sendiri.